Current track
Title
Artist

Background

Fenomena Langka Super Blood Moon Terjadi Setelah 195 Tahun Lalu

Written by on 29 Mei 2021

Sumber: Detik.com

Jakarta-Fenomena Gerhana Bulan Super Merah atau Super Blood Moon tampak terjadi pada Rabu (26/05/21) diberbagai daerah di Indonesia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa Gerhana Bulan Total (GBT) berwarna merah (Super Blood Moon) telah terjadi dan dapat terlihat pada Rabu (26/05/21) pukul 18.09 WIB. Fenomena ini dapat disaksikan secara langsung menggunakan mata telanjang atau tanpa alat bantu khusus. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu mengatakan bahwa masyarakat dapat menyaksikan GBT dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kacamata khusus gerhana.

Selain menyaksikan langsung, Rahayu mengungkapkan bahwa masyarakat dapat turut menyaksikan melalui link streaming resmi milik BMKG dimana Tim Stasiun Geofisika Bandung akan melakukan pengamatan gerhana bulan super di Lereng Anteng Dago Bakery, Punclut, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Bagi masyarakat sekitar yang ingin mengikuti pengamatan secara bersama-sama juga dapat mulai berkumpul pada pukul 15.00-21.00 WIB dengan tetap menjaga jarak dan melaksanakan protokol kesehatan yang dianjurkan.

Seluruh proses gerhana total diperkirakan akan berlangsung selama 18 menit 44 detik. Dimulai dari fase total (U2) hingga fase total akhir (U3). Sementara seluruh proses gerhana diperkirakan berdurasi 5 jam 5 menit 2 detik terhitung sejak fase awal (P1) hingga fase akhir (P4).

Sumber: BMKG Manado

Fenomena gerhana bulan super ini terjadi karena posisi bulan saat terjadinya gerhana berada pada posisi terdekat dengan bumi atau dikenal dengan perigee. Bulan yang berada pada posisi tersebut akan terlihat beberapa kali lipat lebih besar daripada fase-fase bulan pada umumnya. Gerhana bulan total perigee tercatat terakhir muncul pada 31 Januari 2018 dan kemungkinan akan muncul kembali pada 8 Oktober 2033.

Warna merah seperti darah pada gerhana bulan total pun terjadi karena saat terjadinya gerhana, posisi antara matahari, bulan, dan bumi sejajar sehingga pada saat bulan berada pada umbra bumi, bulan pun menjadi berwarna merah atau dikenal dengan istilah Blood Moon (Bulan Darah).

Selain gerhana bulan total pada 26 Mei lalu, terdapat beberapa fenomena gerhana yang akan terjadi pada tahun 2021 meliputi Gerhana Matahari Cincin pada 10 Juni 2021 (tidak dapat diamati di Indonesia), Gerhana Bulan Sebagian pada 19 November 2021 (dapat diamati di sebagian wilayah Indonesia), dan Gerhana Matahari Total pada 4 Desember 2021 (tidak dapat diamati di Indonesia).

Gerhana Bulan Super Merah ini juga merupakan fenomena langka yang hanya terjadi setiap 195 Tahun sekali. Tahun ini, fenomena tersebut jatuh bertepatan dengan perayaan Hari Raya Waisak seperti yang pernah terjadi juga pada 16 Mei 2003 lalu, dimana Gerhana Bulan Total terjadi bersamaan dengan Hari Raya Waisak.

Walaupun peristiwa ini merupakan fenomena langka, masyarakat yang tinggal atau menyaksikan gerhana di pesisir pantai diminta untuk mewaspadai terjadinya pasang-surut yang lebih tinggi akibat gerhana yang berlangsung.

Sementara itu, dikutip dari laman BMKG, Fase (U4) pada pukul 20.51 WIB  merupakan waktu tampak terbaik dari berbagai tempat di seluruh Indonesia.

Jadi, apakah T-Friends berhasil melihat Fenomena langka ini? (CRH)


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *