Pengantar Purifikasi Pikir, Album Ketiga dari Kunto Aji
Written by Eksternal on 11 Oktober 2023
Album ini diproduseri oleh Kunto Aji bersama Afif Gifano dan Pandji Akbari serta dirilis oleh Rancang Rencana Records ke platform-platform musik digital pada 14 September 2023.
Persona Kunto Aji yang dikenal sebagai penyanyi dan penulis lagu eksploratif sangat tergambar dalam album Pengantar Purifikasi Pikir.
Meski judul lagu dan album ini terkesan ambisius, Kunto Aji berhasil mengemas musik dalam album ini dengan pendekatan penulisan yang elegan. Album ini juga sebagai bukti Kunto Aji telah berkembang sebagai seorang penyanyi-penulis lagu yang matang dan berpikir jauh ke depan.
Album ini merupakan kerja kolektif dan dalam lingkup mengenai kehidupan dan bertumbuh.
Arti bertumbuh dengan berproses dan lebih paham terhadap diri sendiri, belajar berusaha menerima dan mencoba menerima menjadi mekar. Album Pengantar Purifikasi Pikiri terdapat 9 track lagu diantaranya “Urip, Melepas Pelukan Ibu, Asimetris, Jangan Melamun Saat Hujan, Jernih, Rona Merah Langit, Orang Asing Dalam Cermin, Perjalanan Menawar Racun dan Urup”. Masing – masing lagu mempunyai arti dan maknanya.
Track lagu pertama “Urip” memiliki makna seperti bunga yang kuncup di malam hari, dan mekar menyambut pagi, “Kita mati setiap malam, untuk bangit saat pagi”. track kedua yaitu “Melepas Pelukan Ibu” memiliki filosofi gayung berbentuk hati, saat sore hari Ibu mengguyurkan air dari atas kepala kita sewaktu masih kecil. Gayung cinta menjadi bentuk memori dan tak lupa Ibu yang mengaliri do’a pada kita setiap saat. layaknya sebuah kran yang mengalirkan air untuk kehidupan.
Track lagu ketiga “Asimetris” saat mendengar lagu ini sulit rasanya jika tidak membicarakan balance, dan cara memandang dunia yang mau tak mau harus merasakan pahit baru bisa merasakan manis, dan segala proses segala bentuk perasaan yang akhirnya bisa diterima dengan lapang dada. lagu ini merupakan salah satu favorit saya saat merasakan dunia yang tidak adil dan menenangkan hati. Track lagu keempat “Jangan Melamun Saat Hujan” disimbolkan sebagai kepala shower adalah representasi yang tepat untuk menggambarkan lagu psychology ini dan terinspirasi dari film-film yang memperlihatkan adegan menangis di bawah shower. “Aku menyambut hujan, Merayakan dan menikmatinya”.
Track ke lima “Jernih” memiliki arti keputusan untuk tidak berpihak pada akal sehat dan kesadaran adalah sebuah keputusan pula untuk meniadakan benar dan salah. Dan keputusan itu akan disimpulkan dengan menang atau kalah. Track ke enam “Rona Merah Langit” idiom baru untuk menjadi kiasan jatuh cinta dari dua individu yang sama-sama mempunyai luka dan trauma dalam menjalin asmara.
Track ke tujuh “Orang Asing Dalam Cermin” mendengar lirik dari lagu ini, perasaan pendengar memang ingin dibawa untuk merindukan kenangan saat masih bebas berlayar, rasa rindu untuk mengulang kembali rasanya tidak mungkin. Track ke delapan “Perjalanan Menawar Racun” saat semua terasa tidak ada yang salah, tapi terasa ada yang kosong. Hati rasanya kosong, selalu tidak bisa penuh. Dan Track lagu terakhir adalah “Urup” disimbolkan seperti bunga yang kuncup di malam hari, dan mekar menyambut pagi, “Kita setiap malam, untuk bangkit saat pagi”. Malam ini kita semua mati, tetapi besok pagi, kita akan memulai semua kembali. dalam lirik tersebut dari sudut pandang saya sebagai pendengar merasakan untuk semangat dan bangkit ketika memulai suatu hari khususnya di pagi hari.