IKN dan Demokrasi Hilang dari Pidato Kenegaraan Terakhir Presiden Jokowi
Written by Eksternal on 16 Agustus 2024
Pengamat politik Adi Prayitno menyoroti hilangnya pembahasan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan demokrasi dari pidato kenegaraan terakhir Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di sidang tahunan MPR, Jumat (16/8).
Adi mengatakan pidato Jokowi terlampau biasa dan tak berkesan. Jokowi, kata Adi, terlalu banyak bicara kisah sukses pembangunan dibanding agenda-agenda penting di masa mendatang.
“Tidak disinggung tadi sama Jokowi. Orang kan juga bertanya-tanya, kenapa tidak bicara tentang IKN? Jangan sampai ada kesan IKN ini tidak terlampau jadi prioritas,” kata Adi dalam Breaking News CNN Indonesia TV, Jumat.
Adi berpendapat seharusnya Jokowi memaparkan apa pembangunan yang harus menjadi prioritas di IKN. Apalagi, Presiden terpilih Prabowo Subianto juga hadir dalam acara itu.
Dia menilai Jokowi tak menyinggung IKN karena sudah terlampau yakin proyek itu berjalan. Meski demikian, Adi tetap menilai tak disinggungnya IKN oleh Jokowi menjadi kekurangan besar.
“Ya sepertinya Jokowi ini cukup confident bahwa IKN itu tidak perlu disampaikan dalam pidato kenegaraan,” ujarnya.
Adi juga menyoroti hilangnya pembahasan demokrasi dalam pidato kenegaraan terakhir Jokowi. Jokowi tak menyinggung soal kualitas demokrasi ataupun perhelatan demokrasi mendatang, yaitu Pilkada Serentak 2014.
Padahal, hal itu menjadi isu sentral di masyarakat. Terlebih lagi setelah indeks demokrasi Indonesia terus merosot di era kepemimpinan Jokowi.
“Misalnya indeks demokrasi kita itu turun, dikritik oleh publik, stabilitas ekonomi juga tidak terlampau bisa dibanggakan, dan seterusnya. Artinya apa? Kekurangan itu juga harus disampaikan. Kritik-kritik itu justru disampaikan oleh Puan Maharani,” ucapnya.