Current track
Title
Artist

Background

“LAKI-LAKI TIDAK BERCERITA”, APAKAH BEBAN EKSPEKTASI YANG HARUS DITANGGUNG OLEH LAKI-LAKI?

Written by on 26 April 2025

Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum paham dengan patriarki yang begitu mengikat di nilai budaya dan berkehidupan yang dijalani di Indonesia. Bahkan bukan hanya di Indonesia, nyatanya patriarki masih begitu kental kehadirannya di beberapa negara.

Mengenal makna patriarki dari bahasa Latin yaitu “Patriarchia” dengan arti “aturan ayah”. Patriarki adalah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam berbagai macam aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Nyatanya bukan hanya laki-laki yang dapat mendominasi aspek kehidupan, perempuan juga memiliki kekuatan yang luar biasa berpengaruh untuk memberikan dampak positif dan pengaruh yang kuat untuk aspek kehidupan termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Patriarki memang banyak ditolak dengan keras oleh para kalangan yang anti-patriarki. Banyak yang mengira bahwa patriarki ini hanya berfokus dengan para perempuan yang tidak merasa adanya kesetaraan gender, tapi nyatanya bukan hanya perempuan yang terbebani dengan patriarki, tapi juga laki-laki.

Pernahkah kalian mendengar adanya tren “laki-laki tidak bercerita” ? Mengapa hal seperti demikian terjadi? Itulah bentuk manifestasi dari kultur patriarki. Laki-laki adalah makhluk hidup, manusia, yang memiliki perasaan yang bisa dengan bebas mereka sampaikan tanpa dipendam dalam dirinya sendiri. Dengan adanya ekspektasi sosial bahwa laki-laki itu harus kuat, laki-laki tidak boleh menangis, laki-laki tidak boleh rapuh, jelas membebani para laki-laki untuk bisa dapat merasa terbuka dan rentan.

Dalam sistem berkehidupan rumah tangga, laki-laki dikenal sebagai pencari nafkah dan perempuan yang mengurus rumah. Hal ini membuat kemungkinan double income dalam rumah tangga menjadi single income karena sole provider yang ditanggung oleh suami yang mungkin saja para laki-laki merasa terbebani akan tanggung jawab yang besar seperti itu.

Memang gerakan-gerakan antri patriarki ini begitu sensitif karena memang banyak merugikan perempuan sehingga para laki-laki merasa bahwa ini adalah gerakan “anti laki-laki” dan merasa sentimen serta defensif kepada perempuan. Tapi laki-laki juga harus sadar bahwa ada beban-beban ekspektasi sosial yang membebani diri mereka sendiri. Jika merasa terbebani akan hal seperti itu, berarti memang kita hidup dalam ekspektasi sosial yang salah dan harus diubah bersama.

 

 


Reader's opinions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *